Diantara yang menyebabkan banyaknya wanita menghuni neraka selain maksiat kepada Allah dan maksiat kepada suaminya, juga dengan banyaknya mereka berghibah setiap hari. Juga karena meraka membuka dan memamerkan auratnya dihadapan orang asing (yang bukan mahramnya). Barang siapa mencari ridho manusia dengan melakukan hal-hal yang dimurkai Allah, maka Allah akan memurkainya. Bagaimana kita tahu para wanita itu istiqomah menjalankan sholatnya, jika hal-hal yang lebih ringan seperti menutup aurat saja ia merasa tidak takut dengan murka Allah. Shalat adalah lebih berat pelaksanaannya daripada menutup aurat yang tidak setiap saat kita terus menerus memakainya. Di dalam rumah, kita bisa melepasnya, asalkan tidak ada orang lain yang terlarang untuk melihatnya. Bahkan kebanyakan para wanita menutup aurat seakan-akan hanya sebagai pakaian diwaktu-waktu tertentu saja, misalnya sewaktu bertakziyah saja, hanya untuk mengikuti pengajian saja, hanya dipakai bagi wanita yang telah melaksanakan haji saja, khusus dipakai sewaktu menghadiri undangan pernikahan saja, atau hanya untuk kalangan keluarga kyai-kyai saja. Bahkan saat ini ada trend baru, jilbab digunakan untuk menutupi wajah para wanita tersangka kriminal karena takut wajahnya terekspos. Mereka malu dengan manusia tetapi tidak malu dengan Allah. Kesalahpahaman ini, marilah kita luruskan dengan banyaknya kita mengadakan kajian kandungan Al-Qur'an dan As-Sunnah, sehingga kita tidak hanya ikut dan mengikuti kebanyakan manusia, tetapi murni karena pengetahuan kita tentang penggunaan jilbab yang sesuai Al-Qur'an. Hanya mencari ridho Allah semata.
Allah berfirman yang artinya:
"Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidk kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan dimintai pertanggung-jawabannya." (QS Al-Isra : 36)
Berhati-hatilah dengan hiruk pikuk dunia. Para artis yang memakai pakaian yang seronok, terbuka, banyak kita lihat di televisi dan banyak lagi di tempat umum, bahkan dijadikan tuntunan oleh para remaja dan ibu-ibu. Mereka dijadikan idola, bahkan mereka rela berjam-jam mnantikan show mereka. Mereka yang dijadikan contoh dengan pakaian-pakaian jahiliyah itu adalah haram, karena bisa menyeret pada kerusakan. Kerumunan mereka sangat kontras, dengan hadirnya mereka ketika ada undangan kajian yang gratis sekalipun. Mereka telah terhipnotis dengan kehidupan glamour para artis. Bahkan para ibu yang berjilbab terlihat mendampingi sang anak untuk mencoba menjadi artis terkenal lewat lomba menjadi idola. Di rumah, tidak ketinggalan mayoritas remaja putri dan para ibu menyaksikan sinetron. Bahkan kajian-kajian yang bersamaan dengan jam tayang sinetron akan mereka tinggalkan demi memuaskan nafsu duniawi. Bagaimana para ibu menasehati bahkan memberi teladan anaknya tentang adab berpakaian jika sang ibu sendiri tidak mengetahui hukum berpakaian yang syar'i dari Allah? Tidak ada rasa takut sedikitpun dari mereka terhadap ancaman Allah. Untuk para remaja putri dan para ibu-ibu yang masih mengikuti gaya para artis atau yang lainnya, maka bersegeralah bertaubat sebelum ajal menjemput. Lindungilah anak-anak gadis kita. Barang berharga yang dimiliki oleh seorang wanita adalah sifat malu. Jika dia telah kehilangan sifat malu, maka apa saja yang sejalan dengannya selain malu akan hilang juga. Sayang sekali justru wanita itu sendiri yang tidak mau mengerti dan tidak mau mensyukuri nikmat dan karunia Allah, sehingga para wnita justru menanggalkan busana kehormatannya, yang pada akhirnya tertanggal pula kehormatannya.