Senin, 17 Desember 2012

Ziarah


Tulisan ini untuk mengingatkan umat Islam terhadap kekeliruan dan kesalahan memahami ziarah tersebut. Betapa banyak yang kita jumpai umat Islam di Indonesia giat sekali berziarah kubur, terutama kuburan yang dianggap keramat. Dengan label ‘wisata religius’ yang artinya tour untuk ibadah, bukan untuk bermain-main atau menonton kuburan! Mereka bertawasul kepada orang mati agar disampaikan hajat mereka ke hadiral Allah. Lebih parah lagi, mereka minta langsung kepada penghuni kubur berupa kesembuhan, barokah, anak, kekayaan, atau dijauhkan bala’. Jadi, tour ini bukan untuk mengingat mati, karena jika tujuannya supaya mengingat mati, tentu cukup berziarah kubur di desanya saja. Ini semua termasuk ziarah syirik besar!

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakinya.  Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar”. (QS An-Nisaa’ :48).

Meminta sesuatu kepada orang yang telah mati adalah suatu ha yang tidak masuk akal, dan manusia idak menggunakan akalnya!

“Bahkan mereka mengambil pemberi syafa’at selain Allah. Katakanlah: ‘Dan apakah (kamu mengambilnya juga) meskipun mereka tidak memiliki sesuatupun dan tidak berakal?”. (QS Az-Zumar :43).

“Tetapi kebanyakan mereka tidak berakal”. (QS Al-Ankabut :63)

“Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan seandainya mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan di hari kiamat mereka akan mengingkari kesyirikanmu dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu sebagaimana yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui”. (QS Fathir :14).

Ziarah kubur adalah bagian dari ibadah, merupakan anjuran, dan bukan untuk bermain-main, karena nabi bersabda:
“Sesungguhnya aku melarang kamu berziarah kubur, maka sekarang berziarahlah, karena itu akan mengingatkan kamu akan hari akhirat”. (HR Ahmad :1173)

Tidak ada komentar: